Senin, 06 September 2010
Mistery Tembok Ya'juj Dan Ma'juj
Mereka berkata; “Hai
Dzulkarnain,
sesungguhnya Ya-juj
dan Ma-juj itu orang-
orang yang membuat
kerusakan di muka
bumi, maka dapatkah
kami memberikan
sesuatu pembayaran
kepadamu, supaya
kamu membuat dinding
antara kami dan
mereka ?”
QS. Al-Anbiya: 96
“Hingga apabila
dibukakan (tembok) Ya-
juj dan Ma-juj, dan
mereka turun dengan
cepat dari seluruh
tempat yang tinggi. Dan
telah dekatlah
kedatangan janji yang
benar (Hari berbangkit),
maka tiba-tiba
terbelalaklah mata
orang-orang yang kafir.
(Mereka berkata);
“Aduhai celakalah kami,
sesungguhnya kami
adalah dalam kelalaian
tentang ini, bahkan
kami adalah orang-
orang yang zhalim.”
Ya-juj dan Ma-juj dalam
Hadits Dari Zainab Binti
Jahsh -isteri Nabi SAW,
berkata; “Nabi SAW
bangun dari tidurnya
dengan wajah
memerah, kemudian
bersabda; “Tiada Tuhan
selain Allah, celakalah
bagi Arab dari kejahatan
yang telah dekat pada
hari kiamat, (yaitu)
Telah dibukanya
penutup Ya-juj dan Ma-
juj seperti ini !” beliau
melingkarkan jari
tangannya. (Dalam
riwayat lain tangannya
membentuk isyarat 70
atau 90), Aku bertanya;
“Ya Rasulullah SAW,
apakah kita akan
dihancurkan walaupun
ada orang-orang
shalih ?” Beliau
menjawab; “Ya, Jika
banyak kejelekan.” (HR.
Ahmad, Al-Bukhari dan
Muslim)
Jenis dan Asal Usul Ya-
juj dan Ma-juj dalam QS.
Al-Kahfi : 94 Ya-juj dan
Ma-juj menurut ahli
lughah ada yang
menyebut isim
musytaq (memiliki akar
kata dari bhs. Arab)
berasal dari AJAJA AN-
NAR artinya jilatan api.
Atau dari AL-AJJAH
(bercampur/sangat
panas), al-Ajju (cepat
bermusuhan), Al-Ijajah
(air yang memancar
keras) dengan wazan
MAF ’UL dan YAF’UL /
FA’UL. Menurut Abu
Hatim, Ma-juj berasal
dari MAJA yaitu
kekacauan. Ma-juj
berasal dari Mu-juj yaitu
Malaja. Namun, menurut
pendapat yang shahih,
Ya-juj dan Ma-juj bukan
isim musytaq tapi
merupakan isim ‘Ajam
dan Laqab (julukan).
Para ulama sepakat,
bahwa Ya-juj dan Ma-juj
termasuk spesies
manusia.
Mereka berbeda dalam
menentukan siapa
nenek moyangnya. Ada
yang menyebutkan dari
sulbi Adam AS dan
Hawa atau dari Adam
AS saja. Ada pula yang
menyebut dari sulbi Nabi
Nuh AS dari keturunan
Syis/At-Turk menurut
hadits Ibnu Katsir.
Sebagaimana dijelaskan
dalam tarikh, Nabi Nuh
AS mempunyai tiga
anak, Sam, Ham, Syis/
At-Turk. Ada lagi yang
menyebut keturunan
dari Yafuts Bin Nuh.
Menurut Al-Maraghi, Ya-
juj dan Ma-juj berasal
dari satu ayah yaitu
Turk, Ya-juj adalah At-
Tatar (Tartar) dan Ma-
juj adalah Al-Maghul
(Mongol), namun
keterangan ini tidak
kuat. Mereka tinggal di
Asia bagian Timur dan
menguasai dari Tibet,
China sampai Turkistan
Barat dan Tamujin.
Mereka dikenal sebagai
Jengis Khan (berarti Raja
Dunia) pada abad ke-7 H
di Asia Tengah dan
menaklukan Cina Timur.
Ditaklukan oleh
Quthbuddin Bin Armilan
dari Raja Khuwarizmi
yang diteruskan oleh
anaknya Aqthay. “Batu”
anak saudaranya
menukar dengan negara
Rusia tahun 723 H dan
menghancurkan Babilon
dan Hongaria. Kemudian
digantikan Jaluk dan
dijajah Romawi dengan
menggantikan anak
saudaranya Manju,
diganti saudaranya Kilay
yang menaklukan Cina.
Saudaranya Hulako
menundukan negara
Islam dan menjatuhkan
Bagdad pada masa
daulah Abasia ketika
dipimpin Khalifah Al-
Mu’tashim Billah
pertengahan abad ke-7
H / 656 H. Ya-juj dan Ma-
juj adalah kaum yang
banyak
keturunannya.Menurut
mitos, mereka tidak
mati sebelum melihat
seribu anak lelakinya
membawa senjata.
Mereka taat pada
peraturan masyarakat,
adab dan pemimpinnya.
Ada yang menyebut
mereka berperawakan
sangat tinggi sampai
beberapa meter dan
ada yang sangat
pendek sampai
beberapa centimeter.
Konon, telinga mereka
panjang, tapi ini tidak
berdasar. Pada QS. Al-
Kahfi:94, Ya-juj dan Ma-
juj adalah kaum yang
kasar dan biadab.
Jika mereka melewati
perkampungan,
membabad semua yang
menghalangi dan
merusak atau bila perlu
membunuh penduduk.
Karenya, ketika
Dzulkarnain datang,
mereka minta
dibuatkan benteng agar
mereka tidak dapat
menembus dan
mengusik ketenangan
penduduk. Siapakah
Dzulkarnain ? Menurut
versi Barat, Dzulkarnain
adalah Iskandar Bin
Philips Al-Maqduny Al-
Yunany (orang
Mecedonia, Yunani). Ia
berkuasa selama 330
tahun. Membangun
Iskandariah dan murid
Aristoteles. Memerangi
Persia dan menikahi
puterinya. Mengadakan
ekspansi ke India dan
menaklukan Mesir.
Menurut Asy-Syaukany,
pendapat di atas sulit
diterima, karena hal ini
mengisyaratkan ia
seorang kafir dan
filosof. Sedangkan al-
Quran menyebutkan;
“ Kami (Allah)
mengokohkannya di
bumi dan Kami
memberikan kepadanya
sebab segala sesuatu. ”
Menurut sejarawan
muslim Dzulkarnain
adalah julukan Abu Karb
Al-Himyari atau Abu
Bakar Bin Ifraiqisy dari
daulah Al-Jumairiyah
(115 SM – 552 M.).
Kerajaannya disebut At-
Tababi ’ah. Dijuluki
Dzulkarnain (Pemilik dua
tanduk), karena
kekuasaannya yang
sangat luas, mulai ujung
tanduk matahari di
Barat sampai Timur.
Menurut Ibnu Abbas, ia
adalah seorang raja
yang shalih.
Ia seorang pengembara
dan ketika sampai di
antara dua gunung
antara Armenia dan
Azzarbaijan. Atas
permintaan penduduk,
Dzulkarnain
membangun benteng.
Para arkeolog
menemukan benteng
tersebut pada awal
abad ke-15 M, di
belakang Jeihun dalam
ekspedisi Balkh dan
disebut sebagai “Babul
Hadid” (Pintu Besi) di
dekat Tarmidz.
Timurleng pernah
melewatinya, juga Syah
Rukh dan ilmuwan
German Slade Verger.
Arkeolog Spanyol
Klapigeo pada tahun
1403 H. Pernah diutus
oleh Raja Qisythalah di
Andalus ke sana dan
bertamu pada
Timurleng. “Babul Hadid”
adalah jalan penghubung
antara Samarqindi dan
India.
BENARKAH TEMBOK
CINA ADALAH TEMBOK
Zulkarnain ?
Banyak orang
menyangka itulah
tembok yang dibuat
oleh Zulkarnain dalam
surat Al Kahfi. Dan yang
disebut Ya ’juj dan Ma’juj
adalah bangsa Mongol
dari Utara yang
merusak dan
menghancurkan negeri-
negeri yang mereka
taklukkan. Mari kita
cermati kelanjutan
surat Al Kahfi ayat
95-98 tentang itu.
Zulkarnain memenuhi
permintaan penduduk
setempat untuk
membuatkan tembok
pembatas. Dia meminta
bijih besi dicurahkan ke
lembah antara dua
bukit. Lalu minta api
dinyalakan sampai besi
mencair. Maka jadilah
tembok logam yang licin
tidak bisa dipanjat.
Ada tiga hal yang
berbeda antara Tembok
Cina dan Tembok
Zulkarnain. Pertama,
tembok Cina terbuat
dari batu-batu besar
yang disusun, bukan
dari besi. Kedua, tembok
itu dibangun bertahap
selama ratusan tahun
oleh raja-raja Dinasti
Han, Ming, dst.
Sambung-menyambung.
Ketiga, dalam Al Kahfi
ayat 86, ketika bertemu
dengan suatu kaum di
Barat, Allah berfirman,
“Wahai Zulkarnain,
terserah padamu
apakah akan engkau
siksa kaum itu atau
engkau berikan
kebaikan pada mereka.”
Artinya, Zulkarnain
mendapat wahyu
langsung dari Tuhan,
sedangkan raja-raja
Cina itu tidak. Maka
jelaslah bahwa tembok
Cina bukan yang
dimaksud dalam surat
Al Kahfi. Jadi di manakan
tembok Zulkarnain?
BEBERAPA PENELITIAN
TEMBOK YA ’JUJ
Abdullah Yusuf Ali
dalam tafsir The Holy
Qur ’an menulis bahwa di
distrik Hissar,
Uzbekistan, 240 km di
sebelah tenggara
Bukhara, ada celah
sempit di antara
gunung-gunung batu.
Letaknya di jalur utama
antara Turkestan ke
India dengan ordinat
38oN dan 67oE. Tempat
itu kini bernama
buzghol-khana dalam
bahasa Turki, tetapi
dulu nama Arabnya
adalah bab al hadid.
Orang Persia
menyebutnya dar-i-
ahani. Orang Cina
menamakannya tie-
men-kuan. Semuanya
bermakna pintu gerbang
besi.
Hiouen Tsiang, seorang
pengembara Cina
pernah melewati pintu
berlapis besi itu dalam
perjalanannya ke India
di abad ke-7. Tidak jauh
dari sana ada danau
yang dinamakan
Iskandar Kul. Di tahun
842 Khalifah Bani
Abbasiyah, al-Watsiq,
mengutus sebuah tim
ekspedisi ke gerbang
besi tadi. Mereka masih
mendapati gerbang di
antara gunung selebar
137 m dengan kolom
besar di kiri kanan
terbuat dari balok-balok
besi yang dicor dengan
cairan tembaga, tempat
bergantung daun pintu
raksasa. Persis seperti
bunyi surat Al Kahfi.
Pada Perang Dunia II,
konon Winston Churchill,
pemimpin Inggris,
mengenali gerbang besi
itu.
Letak Perkiraan
Tembok Besi Berada
Apa pun tentang
keberadaan dinding
penutup tersebut, ia
memang terbukti ada
sampai sekarang di
Azerbaijan dan Armenia.
Tepatnya ada di
perunungan yang
sangat tinggi dan
sangat keras. Ia berdiri
tegak seolah-olah diapit
oleh dua buah tembok
yang sangat tinggi.
Tempat itu tercantum
pada peta-peta Islam
mahupun Rusia, terletak
di republik Georgia.
Al-Syarif al-Idrisi
menegaskan hal itu
melalui riwayat
penelitian yang
dilakukan Sallam, staf
peneliti pada masa
Khalifah al-Watsiq Billah
(Abbasiah). Konon, Al-
Watsiq pernah bermimpi
tembok penghalang
yang dibangun Iskandar
Dzul Qarnain untuk
memenjarakan Ya ’juj-
Ma’juj terbuka.
Mimpi itu mendorong
Khalifah untuk
mengetahui perihal
tembok itu saat itu,
juga lokasi pastinya. Al-
Watsiq
menginstruksikan
kepada Sallam untuk
mencari tahu tentang
tembok itu. Saat itu
sallam ditemani 50
orang. Penelitian
tersebut memakan
biaya besar. Tersebut
dalam Nuzhat al-
Musytaq, buku geografi,
karya al-Idrisi, Al-
Watsiq mengeluarkan
biaya 5000 dinar untuk
penelitian ini.
Rombongan Sallam
berangkat ke Armenia.
Di situ ia menemui
Ishaq bin Ismail,
penguasa Armenia. Dari
Armenia ia berangkat
lagi ke arah utara ke
daerah-daerah Rusia. Ia
membawa surat dari
Ishaq ke penguasa
Sarir, lalu ke Raja Lan,
lalu ke penguasa Faylan
(nama-nama daerah ini
tidak dikenal sekarang).
Penguasa Faylan
mengutus lima
penunjuk jalan untuk
membantu Sallam
sampai ke pegunungan
Ya ’juj-Ma’juj.
27 hari Sallam
mengarungi puing-puing
daerah Basjarat. Ia
kemudian tiba di sebuah
daerah luas bertanah
hitam berbau tidak
enak. Selama 10 hari,
Sallam melewati daerah
yang menyesakkan itu.
Ia kemudian tiba di
wilayah berantakan, tak
berpenghuni. Penunjuk
jalan mengatakan
kepada Sallam bahwa
daerah itu adalah
daerah yang
dihancurkan oleh Ya ’juj-
Ma’juj tempo dulu.
Selama 6 hari, berjalan
menuju daerah benteng.
Daerah itu berpenghuni
dan berada di balik
gunung tempat Ya ’juj-
Ma’juj berada.
Sallam kemudian pergi
menuju pegunungan
Ya ’juj-Ma’juj. Di situ ia
melihat pegunungan
yang terpisah lembah.
Luas lembah sekitar 150
meter. Lembah ini
ditutup tembok
berpintu besi sekitar 50
meter.
Dalam Nuzhat al-
Musytaq, gambaran
Sallam tentang tembok
dan pintu besi itu
disebutkan dengan
sangat detail (Anda
yang ingin tahu bentuk
detailnya, silakan baca:
Muzhat al-Musytaq fi
Ikhtiraq al-Afaq, karya
al-Syarif al-Idrisi, hal.
934 -938).
Al-Idrisi juga
menceritakan bahwa
menurut cerita Sallam
penduduk di sekitar
pegunungan biasanya
memukul kunci pintu
besi 3 kali dalam sehari.
Setelah itu mereka
menempelkan
telinganya ke pintu
untuk mendengarkan
reaksi dari dalam pintu.
Ternyata, mereka
mendengar gema
teriakan dari dalam. Hal
itu menunjukkan bahwa
di dalam pintu betul-
betul ada makhluk jenis
manusia yang konon
Ya ’juj-Ma’juj itu.
Ya’juj-Ma’juj sendiri,
menurut penuturan al-
Syarif al-Idrisi dalam
Nuzhat al-Musytaq,
adalah dua suku
keturunan Sam bin Nuh.
Mereka sering
mengganggu,
menyerbu, membunuh,
suku-suku lain. Mereka
pembuat onar, dan
sering menghancurkan
suatu daerah.
Masyarakat
mengadukan kelakuan
suku Ya ’juj dan Ma’juj
kepada Iskandar Dzul
Qarnain, Raja Macedonia.
Iskandar kemudian
menggiring (mengusir)
mereka ke sebuah
pegunungan, lalu
menutupnya dengan
tembok dan pintu besi.
Menjelang Kiamat nanti,
pintu itu akan jebol.
Mereka keluar dan
membuat onar dunia,
sampai turunnya Nabi
Isa al-Masih.
Dalam Nuzhat al-
Musytaq, al-Syarif al-
Idrisi juga menuturkan
bahwa Sallam pernah
bertanya kepada
penduduk sekitar
pegunungan, apakah
ada yang pernah
melihat Ya ’juj-Ma’juj.
Mereka mengaku
pernah melihat
gerombolan orang di
atas tembok penutup.
Lalu angin badai bertiup
melemparkan mereka.
Penduduk di situ melihat
tubuh mereka sangat
kecil. Setelah itu, Sallam
pulang melalui Taraz
(Kazakhtan), kemudian
Samarkand
(Uzbekistan), lalu kota
Ray (Iran), dan kembali
ke istana al-Watsiq di
Surra Man Ra ’a, Iraq. Ia
kemudian menceritakan
dengan detail hasil
penelitiannya kepada
Khalifah.
Kalau menurut
penuturan Ibnu
Bathuthah dalam kitab
Rahlat Ibn Bathuthah
pegunungan Ya ’juj-
Ma’juj berada sekitar
perjalanan 6 hari dari
Cina. Penuturan ini tidak
bertentangan dengan
al-Syarif al-Idrisi.
Soalnya di sebelah Barat
Laut Cina adalah daerah-
daerah Rusia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar