Jumat, 21 Mei 2010
Melepas Alas,Menjejak Bumi
Sering orang-orang tua
kita menyebut bumi
sebagai ibu, dan
angkasa sebagai bapak.
Dalam adegan perang
tanding antara ksatria
Pandawa dan durjana
Astina, filosofi bumi dan
angkasa acap dipakai
sang dalang. Seperti
saat si durjana
terdesak dan jatuh
terjerembab… maka
sebelum ksatria
memenggal kepalanya,
si durjana diberinya
kesempatan untuk
meratap kepada bumi
sang ibu, angkasa sang
bapak.
Kita juga mengenal
istilah Ibu Pertiwi
sebagai
pengejawantahan
tanah air tercinta. Kita
sering pula mendengar
istilah “dari bumi
kembali ke bumi, dari
debu kembali ke debu”
mengiringi peristiwa
kematian umat
manusia. Bisa jadi,
karena manusia dicipta
dari tanah, sedangkan
ruhnya ditiupkan dari
angkasa. Menyebut
angkasa sebagai
representasi kekuasaan
mutlak Tuhan Yang
Maha Besar.
Bung Karno, juga
memaknai bumi dengan
begitu agung. Ia
memperlakukan bumi
dengan begitu mulia.
Sepanjang hidupnya, ia
memiliki kebiasaan yang
menunjukkan betapa ia
mengakrabi bumi. Dari
kedua tangannyalah
banyak pohon ditanam,
dan disiram. Saat-saat
seperti itu, ia tengah
mempercantik bumi. Di
banyak kesempatan ia
melepas alas menjejak
bumi. Saat itulah ia
merasakan energi bumi
masuk dari pori kaki
menjalari sekujur tubuh
dan hati.
Kebiasaan tadi, direkam
oleh orang-orang
dekatnya. Mereka yang
hidup, tinggal, dan
bekerja di lingkungan
Istana, sangat sering
melihat Bung Karno
melepas sandal kulit
kesayangannya, dan
menempelkan telapak
kakinya di atas lantai.
Sejurus kemudian, ia
berjalan hilir-mudik di
sekitar Istana Mereka,
masih dengan kaki yang
telanjang.
Kepada salah seorang
ajudannya, Bambang
Widjanarko, ia pernah
menyinggung ihwal
kegemarannya
menjejakkan kaki ke
bumi. “Bambang…,” ujar
Bung Karno, “terserah
orang lain mempunyai
pendapat yang
bagaimana, aku sendiri
mempunyai keyakinan
bahwa antara manusia
dan bumi ini
berhubungan erat. Itu
sebabnya mengapa aku
sering meletakkan
kakiku yang telanjang ini
di atas tanah, atau
berjalan tanpa alas kaki
apa pun. Maksudnya
adalah, agar terjadi
kontak langsung dengan
bumi tanpa penghalang
sandal atau sepatu. ”
Bung Karno melanjutkan
“ wejangan”-nya
tentang bumi. Bahwa
bumi yang merupakan
bagian dari alam
semesta inilah yang
memberikan hidup
kepada kita semua,
atas kemurahan Tuhan
Yang Maha Esa.
Hendaknya kita selalu
mendekatkan diri
kepada bumi atau alam
dan jangan terus-
menerus mengasingkan
diri kita darinya.
Nah, kapan terakhir kali
Anda menjejak bumi
tanpa alas kaki?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar